Who doesn’t love learning while traveling? To answer that question, let us take a look at the latest English Department UGM’s program Academic and Cultural Exchange UGM-NUS 2019. In cooperation with the National University of Singapore (NUS), this program carried out the theme of Celebrating Multiculturalism. Held on September 24-28 in Yogyakarta and October 19-23, 2019 in Singapore, approximately 14 students from UGM and 19 students from NUS joined this program, which was facilitated by UGM and NUS lecturers, Mala Hernawati, M.A., RahmawanJatmiko, M.A., and Miguel Escobar Varela, Ph.D.
Arsip:
CROSS CULTURAL EXCHANGE UGM X NUS
Pertunjukan Wayang Kulit berbahasa Inggris dengan dalang Ki Eddy Pursubaryanto (staf pengajar Jurusan Sastra Inggris FIB UGM) menjadi puncak acara bertajuk “Cultural Dialogue Through Gamelan”. Cerita yang dibawakan adalah “The Return of Dewi Sri”, sebuah cerita dalam mitos agrikultur tentang Dewi Sri yang dipercaya sebagai Dewi Kesuburan dan Dewi Padi. Para penabuh gamelan merupakan gabungan antara mahasiswa NUS dan PRASASTI (Pradangga Sastra Inggris). Acara ini merupakan kolaborasi antara 12 mahasiswa NUS yang dipimpin oleh Miguel Escobar Varela dan PRASASTI – kelompok gamelan mahasiswa Jurusan Sastra Inggris FIB-UGM. Acara tersebut berlangsung pada hari Kamis, 25 September 2014 malam bertempat di Balai Budaya Minomartani, Yogyakarta. Pada sore hari selama 2 jam, sebelum pertunjukan Wayang Kulit, kedua kelompok mahasiswa mengadakan workshop gamelan khusus untuk mengiringi pertunjukan Wayang Kulit pendek. Workshop dipandu oleh Nanang Karbito, S.Sn. dan Eddy Pursubaryanto.
Miguel Escobar (alumnus INCULS FIB-UGM) mengatakan bahwa kegiatan mahasiswa NUS selama lima hari tersebut merupakan kegiatan wajib selama libur tengah semester (mid-semester break) dari matakuliah “Theatre and the World” yang juga dia ampu. Pada semester ini kota Yogyakarta dipilih sebagai tempat field-trip mereka. Selain menjadi tamu Fakultas Ilmu Budaya UGM untuk workshop gamelan dan Wayang Kulit, mereka juga menonton Wayang Kulit di Pusat Kusnadi Hardjasoemantri pada hari Jumat 26 September 2014 serta mengunjungi beberapa tempat yang terkait dengan World Theatre. Pengalaman di Yogyakarta diharapkan dapat memberi pendalaman tentang tradisi teater Asia terutama Wayang Kulit.